Pagi ini, kami keluar dari rumah hijau menuju mesin uang, wajahnya terlihat ceria ketika ku katakan ia boleh ikut, ia bergegas memakai alas sendal yang dibelikan abinya di negeri Jiran. walaupun derai rintik-rintik hujan mengiasi langit, tapi kami tetap melaju. seperti biasa, dia selalu mengambil posisi depan ketika berkendara, alhasil, di sepanjang jalan terpaan rintik-rintik hujan mengenai wajahnya yang suci.
Beberapa saat kemudian, kami tiba lagi di rumah. Aku memang tak berniat lama di luar rumah, karena ada pekerjaan rumah yang belum aku rampungkan. Semalaman suntuk aku menata kembali posisi barang-barang yang ada dirumahku karena aku ingin setiap ruang itu terkesan luas. Setelah berhasil mengeluarkan 1 buah buffet jati keluar rumah, itulah tandanya akhir dari tugas ku hari ini.
Alhamdulillah selesai juga, lega rasanya ( perasaanku dan suasana di rumah ) namun ada yang terlihat janggal sekarang, si Jalan (Thariq) terlihat lemas dan selalu memintaku untuk menemaninya di tempat tidur. Ketika ku sentuh tubuhnya, suhu badanya naik, dia panas. Sedih rasanya melihat dirinya seperti tidak biasanya yang selalu semangat dan tak kenal henti untuk berJALAN kesana kemari, tapi hal itu tidak terlihat ketika dia sakit. Si Rindu ( Syauqi ) bertanya " Ade besok sembuh mi...?? ( rasa khawatir sang abang ) " Insya Allah sembuh bang..." jawab ku.
Kini hari sudah malam, tidurlah sayangku.....lekaslah sembuh, agar esok kita dapat bermain lagi. Kami yang selalu menyayangimu. karena kau adalah " Jalan " ku.
****
Malam pergantian tahun, hatiku sedih karena " Jalan ku Sakit "
No comments:
Post a Comment