Tuesday, June 14, 2011
Emak..I Lop You
judul aslinya "kekuatan do'a ibu"
Dalam hidup ini tidak semua hal bisa dijelaskan dengan logika matematis. Sering kali ada “invisible hand” yang sulit dijelaskan dengan teori dan logika. Ada tukang becak yang mampu menunaikan ibadah haji padahal penghasilannya jauh dari cukup. Ada orang yang punya anak lebih dari sepuluh tetapi semua anaknya berhasil. Padahal di sisi lain, ada orang yang punya anak hanya satu atau dua orang saja tetapi anaknya tidak ada yang “jadi orang.”
Dalam pengalaman hidup saya, salah satu yang bisa membuat invisible hand adalah doa seorang ibu. Banyak kejadian yang seolah tidak mungkin tetapi setelah meminta doa ibu, berbagai alternatif jalan terbentang di hadapan kita. Dari urusan finansial, jodoh, kesehatan, karir, keluarga dan pendidikan saya selalu meminta dukungan doa dari ibu saya.
Salah satunya saya akan bercerita tentang pengalaman saya ketika kuliah pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Hari itu pukul 19.00 WIB saya akan ujian mata kuliah Perilaku Konsumen. Hingga pukul 14.00 WIB saya belum membaca 11 Bab yang akan diujikan malam itu. Mengapa? Karena semua materi kuliahnya dalam bahasa Inggris, satu hal yang paling tidak saya kuasai saat itu.
Akhirnya saya telpon ibu saya, “Mak mohon doanya ya, malam ini saya ujian. Semua bahannya berbahasa Inggris. Saya belum membaca satu bab pun. Saya gak ngerti apa-apa mak, doakan saya ya, mak.” Diujung telepon ibu saya menjawab, “Pasti kamu bisa, kamu harus berusaha, minta tolong sama Gusti Allah, mamak doakan dari sini.”
Sekitar pukul 14.30 saya dapat ide. Beberapa teman kuliah saya telepon, “Pak, ujian hari ini berat, kita perlu kerja sama. Datang ke kampus sebelum pukul lima, ya.. Kita bagi-bagi tugas, tidak perlu membaca semua bab, bapak cukup membaca bab satu, bab yang lain nanti saya minta yang lain membaca. Pastikan ya pak datang sebelum pukul lima.” Menjelang pukul lima sore belasan teman saya sudah kumpul di tempat ujian.
Saya maju ke depan kelas dan mengatakan, “Teman-teman semua, hari ini ujian kita sebelas bab. Di tengah kesibukan kita masing-masing pasti tidak bisa membaca semuanya. Ayo siapa yang ditugaskan membaca bab satu ceritakan isinya.” kata saya sambi menuliskan intisari bab satu di white board. “Bab dua… bab tiga…” begitu seterusnya sampai tuntas sebelas bab.
Dengan cara itu, saya menjadi mengerti intisari semua bab yang akan diujikan. Hasilnya, ketika hasil ujian dibagi saya mendapat nilai 94, termasuk tiga orang yang mendapat nilai di atas 90.
Dari mana nilai itu saya dapatkan? Saya meyakini bahwa itu dari doa ibu saya. Usai meminta doa dari ibu, saya menemukan alternatif jalan menghadapi ujian malam itu. Padahal sebelumnya stres, pikiran buntu dan bingung menghadapi ujian.
Jadi, jangan sepelekan doa ibu… Segeralah minta doa darinya agar kekuatan-kekuatan invisible hand bekerja untuk Anda.
Salam SuksesMulia!
http://www.jamilazzaini.com/kekuatan-doa-ibu/
Sunday, June 5, 2011
Sejujurnya, Aku malu!
Salam SuksesMulia!
Ya Allah, betapa malunya aku kepada-Mu. Rasanya amal kebaikanku saat ini belum cukup untuk kutukar dengan tempat dan suasana yang aku impikan di kehidupan nanti.
Pernahkah Anda memiliki hanya sedikit uang? Bila pernah, bagaimana perasaan Anda ketika itu? Apa yang Anda lakukan? Saya yakin perasaan Anda kurang nyaman, khawatir bila tiba-tiba ada kebutuhan mendadak. Pasti Anda juga sangat berhati-hati menggunakan uang yang ada.
Di saat yang sama, boleh jadi Anda berupaya bagaimana caranya agar uang yang sedikit itu bisa bertambah dan meningkat menjadi lebih banyak. Alasannya sederhana, karena Anda menginginkan kehidupan yang lebih baik. Sebab, era dimana ide kapitalisme menguasai dunia saat ini, hampir semua aktifitas harus menggunakan uang.
Dengan uang lebih banyak, lebih banyak pula hal yang bisa Anda lakukan. Lebih banyak kenikmatan dunia yang bisa Anda beli dan lebih banyak pula yang bisa Anda berikan kepada orang lain. Lebih bebas juga untuk melakukan kegiatan spiritual yang memerlukan dana.
Insan SuksesMulia, itu tadi tentang uang, lalu bagaimana dengan amal kebaikan?
Sesungguhnya amal kebaikan pun sama seperti uang. Saldonya bisa bertambah dan juga bisa berkurang. Amal kebaikan yang banyak, kelak bisa mengantarkan Anda pada balasan terindah dari Yang Maha Kuasa. Selama hidup di dunia pun, amal kebaikan Anda bisa menjadi pelumas yang memudahkan segala urusan dan tujuan Anda. Sedangkan dengan amal kebaikan yang sedikit menjadikan semua urusan dan tujuan hidup kian terasa sulit dan berat untuk diraih.
Maka, jika demikian, bagaimanakah perlakuan kita terhadap amal kebaikan? Apakah kekhawatiran kita mampu menyamai kekhawatiran akan uang? Ketika uang kita sedikit, ketika begitu khawatir, berhati-hati dan berupaya meningkatkan saldo uang yang kita miliki, apakah dengan amal kebaikan pun sama? Sudahkah kita begitu khawatir bahwa amal kebaikan kita masih sedikit, sehingga kita pun berhati-hati dan berupaya agar amal kebaikan kita bisa semakin bertambah setiap harinya?
Ya Allah, betapa malunya aku kepada-Mu. Rasanya amal kebaikanku saat ini belum cukup untuk kutukar dengan tempat dan suasana yang aku impikan di kehidupan nanti. Sejujurnya, Aku malu!
Mari kita renungkan sejenak. Seberapa besar amal kebaikan kita saat ini? Apakah amal kebaikan kita sudah cukup untuk menjadi bekal bagi kehidupan nanti? Sudah cukupkah amal kebaikan itu untuk membeli tempat yang paling nyaman di kehidupan nanti? Kira-kira dengan amal kebaikan kita saat ini, dimana dan pada tingkatan seperti apa kita pantas bermukim di kehidupan setelah mati?
http://www.jamilazzaini.com (izin diedit sedikit)
Seputar " I LOVE U"
Judul sebenarnya adalah seputar cinta diadaptasi dari http://www.jamilazzaini.com
1. Cinta kepada manusia itu memberi. Cinta kepada Sang Pencipta itu meminta (Jamil Azzaini)
Penjelasan: Bila Anda mengaku mencintai seseorang, tanyakanlah dalam diri Anda, “Sudah berapa banyak yg telah aku berikan bukan seberapa banyak apa yg telah saya dapatkan?” Semakin banyak yang Anda beri dalam bentuk yang terlihat maupun yang tak terlihat semakin tinggi kadar cinta Anda kepada sesama manusia. Dan jangan Anda mengaku sangat mencintai seseorang bila Anda hanya sedikit memberi.
Sedangkan cinta kepada Sang Pencipta bukan dilihat dari seberapa besar kita memberi, karena Dia tak memerlukan apapun dari kita. Semakin kita mencintai-Nya seharusnya kita semakin banyak meminta (berdoa). Jangan pernah Anda mengaku mencintai-Nya tanpa pernah Anda berdoa. Allah, Sang Pencipta juga berbeda dengan manusia, semakin banyak diminta Dia akan semakin suka. Sungguh menyesatkan pernyataan, “Malu ah berdoa karena hidupku berlumur dosa.” Seharusnya semakin banyak dosa semakin banya meminta kepada-Nya.
2. Jika seseorang sedang jatuh cinta, apapun yang disentuhnya akan jadi puisi (Plato).
Penjelasan: Orang yang sedang jatuh cinta selalu berupaya untuk tidak membuat luka orang yang dicintai. Setiap kata dan tindakannya begitu indah dan mempesona. Bohong Anda mengaku mencintai seseorang namun kata-kata dan tindakan Anda kepadanya sering membuat luka. Kita boleh meragukan cinta seseorang apabila kata-kata yang menyakitkan sering terlontar, apalagi bila nama-nama penghuni kebun binatangpun sering keluar dari mulutnya…
Anda benar-benar jatuh cinta ketika kata-kata Anda membuat bahagia. Tindakan Anda membuat mereka terlindungi, aman dan mereka begitu senang bila Anda berada di dekatnya..
Subscribe to:
Posts (Atom)